Sunday 17 December 2017

Teladan Bung Hatta di Mata Ketiga Putrinya



Berbicara mengenai sosok pahlawan nasional yang satu ini seolah tak pernah ada habisnya. Sosoknya sebagai pendamping Presiden Soekarno saat membacakan teks proklamasi menjadi pertanda betapa pentingnya posisinya bagi negeri ini. Beliau adalah Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bung Hatta. Untuk mengenang sosoknya yang penuh keteladanan, ketiga putrinya menuliskan buku tentang beliau.

Melalui buku ini bukan hanya keteladanan bung Hatta yang dapat kita resapi, namun istri sang proklamator ini juga dituliskan. Langsung saja kita merenungi apa saja sikap teladan dari Bung Hatta dan istrinya yang berguna bagi kita untuk diteladani.
Berikut poin-poinnya:

1.  Sewaktu kecil anaknya yang diajak ikut serta berkeliling kota dengan menaiki delman mendapat lambaian tangan dari masyarakat. Istri bung Hatta mengajari anaknya agar membalas lambaian tangan rakyat agar mereka senang dan merasa dihormati.
2. Istri Bung Hatta juga sering mengajak anaknya sedari kecil untuk hadir di kegiatan sosial, tak lain tujuannya agar putrinya tidak asing dengan hidup bersosialisasi bermasyarakat.
3. Hatta mengajarkan ketiga putrinya agar selalu hidup sederhana dan tidak neko-neko jika kelak menjadi pejabat rakyat seperti dirinya, dengan hidup sederhana masalah-masalah yang kerap menjerat pejabat seperti korupsi dapat teratasi.
4. Hatta dan istrinya jika berkunjung ke luar kota jarang membawa anaknya ke pusat perbelanjaan. Mereka lebih memilih mengedukasi anaknya dengan mengunjungi tempat bersejarah atau museum di kota tersebut.
5. Saat Meutia anak pertamanya belajar menggambar dan menunjukkan hasil gambarannya kepada Hatta, Hatta tersenyum dan memuji bakat anaknya agar anaknya terus berkreasi.
6. Sewaktu berada di luar negeri bersama Meutia, tepatnya di Hawai. Anak pertamanya, Meutia yang baru belajar memasakkan sang ayah makanan kesukaannya. Setelah memakan makanannya, Bung Hatta memuji bahwa Meutia sudah pintar masak dan enak sekali rasa masakannya. Beliau juga berkata seorang ayah pasti lah suka masakan anaknya sendiri.
7.  Bung Hatta menurut penuturan anaknya tidak pernah menawar jika membeli di pedagang kecil. Beliau merasa kasihan dan berargumen mengapa jika kita membeli di pusat perbelanjaan kita tak pernah menawar dan rela dengan harga pas, tapi dengan pedagang kecil kita rela menawar harga mati-matian. Padahal menurut beliau margin keuntungan pedagang kecil sangat minim, tidak ada apa-apanya dengan pedagang besar.
8. Suatu ketika adik Bung Hatta berkeluh kesah kepada beliau perihal lamanya antrian pemasangan jaringan teleponnya di rumahnya. Kemudian sang adik meminta beliau mengirim memo atas namanya sebagai pejabat negara agar pemasangan telepon di rumahnya didahulukan. Tapi dengan sikapnya yang tegas Hatta menolak karena hal itu dianggapnya sudah menyalahi aturan dan merugikan orang lain.
9. Istri Bung Hatta, Bu Rahmi berpesan kepada ketiga putrinya bahwa dirinya dan suami hanya memiliki modal nama besar keluarga (sebagai keluarga mantan wakil presiden dan proklamator). Sehingga menurutnya hal tersebut harus selalu dijaga dan jauhi sikap bermewah-mewahan.
10. Hatta membaca banyak sekali buku bacaan, tapi beliau sangat kritis dan tidak mudah silau dengan argumen penulis buku yang beliau baca. Beliau memikiran dulu dengan cermat apakah gagasan yang dibawa penulis dapat diterapkan di negeri ini. Beliau tegas menolak ideologi Kapitalisme dan Komunisme karena tidak sesuai untuk negeri yang dicintainya ini.
11. Hatta dan mertuanya hanya bertaut usia sembilan hari, karena memang istrinya jauh lebih muda dari dirinya. Walaupun sang mertua hanya lebih tua sembilan hari dari beliau, beliau dengan rendah hati selalu membukakan pintu mobil saat mertuanya datang berkunjung.
12. Hatta saat memberikan gajinya kepada sang istri selalu menyertainya dengan kalimat manis seperti "Ini uang pensiun Kak Hatta, tolong Yuke cukupkan". Begitu pula istrinya tak lupa selalu berterima kasih walaupun itu sudah hal biasa. (Yuke disini adalah panggilan Hatta kepada Istrinya, Bu Rahmi)
13. Setiap akhir pekan Hatta selalu mengumpulkan anaknya dan menceritakan ulang novel atau buku yang dibacanya kepada ketiga putrinya serta tak lupa menyelipkan pesan yang terkandung di dalam buku tersebut.
14. Bung Hatta dikenal sangat disiplin dalam waktunya, semua begitu terorganisir, jadwal harian beliau selalu sama. Bahkan, waktu bercukur beliau pun selalu jam 6.15 pagi.
15. Bung Hatta meminta agar kelak ketika dia sudah tiada, jasadnya dapat dikebumikan di pekuburan biasa bukan di makam pahlawan. Beliau beralasan agar dirinya dapat terus bersama rakyat bahkan hingga di liang lahat.
16. Pesan pamungkas Bung Hatta: "Hidup jangan hanya mencari uang, perjuangkanlah nasib orang lain. Itu lebih mulia!".

No comments:

Post a Comment